Jenis Jenis Protista

 Paramecium

  Paramecium merupakan salah satu protista mirip hewan. Protista ini berukuran sekitar 50-350ɰm. Paramecium telah memiliki selubung inti (Eukariot). Uniknya Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Paramecium bereproduksi secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan seksual (dengan konjugasi ). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya. Hal ini akan terlihat jika menggunakan mikroskop. Mereka menangkap makanan dengan cara menggetarkan silianya, maka terjadi aliran air keluar dan masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk mengeluarkan sisa makanan. Kegunaannya sebagai organisme model telah menyebabkan salah satu peneliti Ciliata untuk menggambarkannya sebagai "tikus putih" dari filum Ciliophora.
Oomycota
Oomycota dikenal juga dengan jamur air, adalah kelompok protista bersel tunggal yang berfilamen. Anggota-anggotanya secara fisik mirip dengan fungi (jejamuran), sehingga organisme ini pernah dimasukkan sebagai anggota fungi, bahkan hingga sekarang kajian biologinya masih dimasukkan ke dalam mikologi (ilmu tentang biologi fungi). Dalam bahasa Inggris, Oomycetes disebut juga sebagai water moulds ("jamur air") karena kebiasaannya yang tumbuh dengan baik dalam kondisi kelembaban yang tinggi dan berair.
Klasifikasi awal menempatkan Oomycetes (secara harafiah berarti "jamur telur") sebagai kerabat jamur karena penampilannya yang mirip miselia. Namun, ada beberapa ciri yang unik yang berbeda dari fungi lainnya. Oomycetes memiliki dinding sel yang tersusun dari selulosa. berbeda dari fungi, yang tersusun dari kitin, sehingga ia lebih dekat pada alga dan tumbuhan. Dalam fase vegetatif dari pergiliran keturunannyasel-selnya memiliki inti diploid, padahal fungi memiliki inti haploid.
Organisme ini berperan secara ekonomi dan ilmiah. Peran ekonominya kebanyakan negatif, banyak anggotanya yang merupakan patogen tumbuhan yang berbahaya karena dapat menghancurkan pertanamanPhytophthora menyebabkan penyakit layu bibithawar kentang, busuk buah, dan busuk akarPythium memberikan gejala penyakit yang samaPeronospora dan Peronosclerospora adalah penyebabpenyakit bulai (downy mildew) pada beberapa serealia yang menyebabkan kerugian hingga 100%.
Siklus Hidup Saprolegnia sp
Jamur ini hidup saprofit pada bangkai ikan dan bangkai serangga, baik di darat maupun di air. Miselium vegetatifnya berkembang didalam substrat dan bertugas sebagai miselium reproduktif.
Phytophthora
                Biasanya hidup parasit pada tumbuhan budidaya, contohnya pada kentang. Miselium vegetatifnya berkembang dalam jaringan tubuh inang. Ujung-ujung hifanya dapat menjulur ke luar tubuh inangnya melalui stomata. Pada ujung hifa dapat terbentuk konidium yang mampu menghasilkan spora. Jika sporangium jatuh pada daun yang berair, zoospora akan keluar berkecambah atau tunas.selanjutnya tumbuh menjadi hifa dan membentuk miselium. Jika sebagian hifanya mencapai stoma/ lentisel maka akan tumbuh keluar membentuk kondium baru. Phytophthora dapat berkembang biak secara generatif dengan cara konjugasi zoospora yang dilakukan dalam laboratorium
Acrasiomycota

siklus  hidup  jamur  lendir  seluler :
 1)
pada saat persediaan makanan tidak ada, sel-sel ameboid berkromosom haploid (n) membentuk agregat.
 2)
agregat berbentuk seperti peluru dan dapat berpindah tempat.
 3)
agregat menetap di suatu tempat untuk membentuk tubuh buah (fruiting body).
 4)
beberapa sel mengering membentuk batang penyokong (stalk). kemudian, sel-sel yang lain bergerak merayap ke atas sel yang mengering, menjadi kumpulan spora yang haploid (n).  Stalk dengan kumpulan spora tersebut merupakan tubuh  buah.
 5)
spora bersifat resisten atau tahan terhadap kondisi lingkungan buruk (misalnya, kekeringan).
 6) bila spora jatuh di tempat yang menguntungkan, maka akan
     tumbuh menjadi sel ameboid yang haploid(n).
 7)
sel ameboid berada dalam tahap makan, hidup soliter, dan
     bergerak dengan pseudopodia.
 8)
bila makanan sudah tidak tersedia, maka sel-sel ameboid   
     mengeluarkan senyawa kimiawi yang dapat rnerangsang sel  
     ameboid lain untuk bergerak ke arah pusat agregat untuk
     membentuk suatu unit.
 9)
pada kondisi tertentu, sel ameboid dapat melakukan singami sehingga
     terbentuk zigot yang diploid(2n).
 10)
zigot yang diploid (2n) akan memakan sel ameboid lain dan tumbuh
       menjadi sel raksasa  yang dilindungi dinding sel yang resisten. sel raksasa
       tersebut kemudian mengalami pembelahan secara meiosis dan
      beberapa kali mitosis sehingga menghasilkan sel-sel ameboid yang
      haploid (n) didalamnya.
 11)
bila dinding sel raksasa pecah, maka sel ameboid baru yang haploid (n)  
        akan keluar dan menjadi sel pemakan (misalnya memakan bakteri). sel-
        sel ameboid hasil reproduksI seksual juga dapat membentuk agregat
        bila di lingkungan tidak tersedia makanan yang memadai.

Siklus hidup Acrasiomycota
Pinnularia sp
Pinnularia adalah organisme eliptik elips longgar . Dinding sel mereka terdiri terutama dari zat pektis pada kerangka silik yang kakuDindingnya terdiri dari dua bagian  yang disebut thecae (atau kurang formal, katupnya.) Bagian inisaling tumpang tindih seperti cawan petri dan penutupnya. Margin dari dua tonjolan ditutupi oleh band penghubung yang disebut cingulum dan semuanya disebut sebagai frustasi . Tampilan permukaan disebut tampilan katup dan tampilan band disebut tampilan korset . Katup luar yang lebih besar disebut Epitheca dan katup dalam yang lebih kecil disebuthypotheca . Sel ditutupi oleh lapisan mucilaginous .
Macrocystis sp.
Macrocystis adalah genus monospesifik [1] dari rumput laut ( ganggang coklat besar).Genus ini mengandung yang terbesar dari semua phaeophyceae atau ganggang coklatMacrocystis memiliki pneumatokista di dasar baling - balingnya . Sporofit abadi dan individu dapat hidup hingga tiga tahun[2] menetapkan / daun dalam keseluruhan individu mengalami penuaan , di mana setiap kaleng bisa bertahan selama kurang lebih 100 hari[3] Genus ini ditemukan secara luas di samudera subtropis , beriklim sedang, dan sub-Antartika di belahan bumi selatan (misalnya Cile, Selandia Baru, Australia, Kepulauan Falkland, Kepulauan Auckland, dll.) Dan di Pasifik timur laut dariBaja California sampai Sitka , Alaska . Macrocystis sering menjadi komponen utamahutan kambau beriklim sedang .
Pembelahan Diri pada Alga
Reproduksi aseksual ganggang (alga) - Reproduksi aseksual pada ganggang terjadi dengan pembelahan biner, fragmentasi dan pembentukan spora vegetatif. Proses reproduksi aseksual adalah sebagai berikut... 

1. Pembelahan Biner
Reproduksi aseksual secara pembelahan biner pada ganggang terjadi pada ganggang (alga) uniseluler, seperti Euglenoid, Chlorella, dan Pyrrophyta (ganggang api). Pada Euglenoid, pembelahan biner terjadi dengan membujur. Pembelahan tersebut diawali dengan pembelahan inti, diikuti dari pembelahan sitoplasma. Dari satu sel induk yang dihasilkan ke dua sel anakan yang tumbuh menjadi ganggang baru
Fragmentasi Pada Alga

2. Fragmentasi

Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh ganggang. Bagian tubuh yang terlepas di tubuh induk tumbuh menjadi ganggang baru. Fragmentasi yang pada ganggang multiseluler berbentuk filamen dan talus. Contohnya pada Cladophora, Sargassum, Spirogyra, Macroctisdan Laminaria.  
Chlamydomonas sp
Chlamydomonas adalah genus ganggang hijau yang terdiri dari flagellat uniseluler, ditemukan di air yang stagnan dan di tanah lembap, di air tawar, air laut, dan bahkan di salju sebagai "ganggang salju" [1] Chlamydomonas digunakan sebagai organisme model untuk biologi molekular, terutama Studi motilitas flagellar dan dinamika kloroplas, biogeneses, dan genetika. Falciatore, L Merendino, F Barneche, M Ceol, R Meskauskiene, K Apel, JD Rochaix (2005). Protein FLP bertindak sebagai pengatur sintesis klorofil sebagai respon terhadap sinyal cahaya dan plastid pada Chlamydomonas. Titik mata merah di chlamydomonas sensitif terhadap cahaya dan karenanya menentukan gerakan.