Pembiakan Cabai Secara Generatif


PEMBIAKAN CABAI SECARA GENERATIF


A.   Latar Belakang

Pembiakan generatif merupakan pembiakan yang umumnya terjadi di alam, baik secara sederhana maupun secara kompleks. Dalam pembiakan generatif, bunga mempunyai peranan yang sangat penting, karena dari bunga akan terjadi proses penyatuan serbuk sari dan kepala putik. Pembiakan generatif didahului oleh peristiwa penyerbukan, baik penyerbukan sendiri maupun penyerbukan silang. Setelah berlangsung penyerbukan proses kedua adalah pembuahan. Pembuahan merupakan proses penyatuan salah satu inti sperma yang berasal dari pollen tube dengan inti sel telur yang berasal di dalam embrio sac. Penyatuan antara inti sperma dengan inti sel telur akan menghasilkan zigota. Sementara itu penyatuan inti sperma yang satu lagi dengan pollar nuclei akan membentuk endosperm (makanan cadangan).

Pembiakan secara generatif melibatkan organ tanaman berupa biji. Biji merupakan bagian tanaman yang terbentuk setelah terjadinya proses fertilisasi (pembuahan), suatu proses peleburan gamet jantan dan betina. Peranan biji menjadi penting dalam perbanyakan karena adanya embrio. Pembiakan melalui biji memberikan beberapa keuntungan, antara lain:

a.    Sistem perakaran yang kuat.

b.    Masa produktif lebih lama.

c.    Lebih mudah diperbanyak.

d.    Lebih tahan terhadap penyakit yang berasal dari tanah.

e.    Memiliki keragaman genetik yang lebih tinggi.

Kekurangan dari perbanyakan ini yaitu:

a.    Waktu berbunga lebih lama.

b.    Anakan berbeda dengan induknya.

 

B.    Tujuan Praktikum

a.       Mampu melakukan perbanyakan tanaman melalui biji.

b.      Mampu mengetahui keuntungan dan kerugian perbanyakan tanaman secara generatif.

c.       Mampu melakukan praktek perkembangan secara generatif pada tanaman cabai.

d.      Mampu mengamati perkembangan secara generatif pada tanaman cabai.

 

C.   Waktu dan Tempat Praktikum

Pelaksanaan Praktikum tanggal 21 November 2021 di Kedoya Utara Kebon Jeruk Jakarta Barat DKI Jakarta.

 

D.     Tinjauan Pustaka

Cabai yang dalam bahasa ilmiahnya disebut Capsium annuum bukanlah tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari benua Amerika tepatnya Amerika Selatan dan Amerika Tengah dan Mexico. Tanaman cabai cukup banyak dibudidayakan di Indonesia terutama di lahan – lahan sawah dan lahan – lahan kering yang mendapat cukup sinar matahari.

Pada umumnya tanaman cabai ditanam sebagai tanaman palawija. Masyarakat cabai dan budaya khususnya masyarakat Medan Indonesia hampir tidak dapat dipisahkan, terutama dalam memasak. Berbeda dengan orang – orang Eropa, Amerika, dan beberapa negara Asia yang lebih menyukai pedasnya cabai, masyarakat Indonesia khususnya masyarakat lebih menyukai pedas cabai medan. Hampir semua sajian masakan terdapat pada masakan yang mengandung cabai meskipun hanya sedikit. Kebutuhan masyarakat akan tanaman Cabai semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan masyarakat dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Meski kebutuhan tanaman Cabai meningkat, namun tidak dibarengi dengan peningkatan produksi. Adapun penyebabnya bisa karena serangan hama, penyakit tanaman, dan kurang penyuluhan dari pemerintah. Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence adalah bagian dari ilmu komputer yang membuat mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Sistem cerdas (intelligent system) sistem ini dibangun dengan menggunakan teknik kecerdasan buatan. Salah satu yang dipelajari dalam kecerdasan buatan adalah teori kepastian dengan menggunakan teori Certainty Factor (CF). Sistem Pakar (Expert System) adalah program berbasis pengetahuan yang memberikan solusi yang berkualitas terhadap masalah-masalah para pakar dalam domain tertentu. Sistem pakar adalah program komputer yang meniru proses berpikir dan pengetahuan pakar dalam memecahkan masalah tertentu.

 

E.    Alat dan Bahan

a.       Biji tanaman cabai

b.      Polybag

c.       Tanah

d.      Pasir

e.       Kompos/pupuk kandang

f.        Sekop/ cangkul

g.      Alat tulis

h.      Alat dokumentasi

 

F.    Cara Kerja

a.    Persiapan bahan tanaman

1)        Beli benih hibrida yang terbaik di aplikasi belanja online

2)        Siapkan 5 buah polybag dari botol air mineral, kemudian dipotong bagian bawahnya.

b.    Persiapan media tanam

1)        Gunakan tanah bagian topsoil yang telah dibersihkan. Campurkan dengan pasir dan pupuk kandang/kompos (1:1:1)

2)        Media diisi dalam polybag yang telah disiapkan

3)        Diamkan media selama satu minggu.

c.    Penanaman

1)        Biji ditanam dalam polybag yang telah disiapkan

2)        Biji dibenamkan dan ditutup dengan media tanam.

d.    Pemeliharaan

1)        Media disiram sampai kapasitas lapang

2)        Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali sehari, Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu

3)        Media yang telah ditanami diletakkan dalam naungan atau tempat yang terlindung dari hujan dan matahari langsung

4)        Pemupukan tidak dilakukan pada pengamatan ini, cukup diberi air dan sinar matahari yang cukup.

e.    Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada 1 minggu setelah tanam (mst) dan dilanjutkan dengan interval satu minggu sekali, meliputi:

1)        Waktu berkecambah, tipe perkecambahan

2)        tinggi tanaman/ panjang tanaman, panjang tanaman (cm) diukur dari permukaan tanah sampai bagian tanaman yang terpanjang

3)        jumlah daun, jumlah daun (helai) dihitung daun yang telah membuka sempurna

f.     Dokumentasi kegiatan praktikum

 

G.   Hasil dan Pembahasan

a)      Hasil Pengamatan

Tabel 1.1 Pengamatan Tinggi Tanaman

Sampel Tanaman

Pengamatan Tinggi Tanaman (cm) Minggu ke-

2

3

4

5

6

Tanaman 1

4

6

6

9

12

Tanaman 2

6

6

8

10

12

Tanaman 3

5

7

9

13

15

Tanaman 4

4

8

10

13

18

Tanaman 5

3

6

9

10

12

Rata - rata

4,4

6,6

8,4

11

13,8

 

Tabel 1.2 Pengamatan Jumlah Daun

Sampel Tanaman

Pengamatan Jumlah Daun (helai) Minggu ke-

2

3

4

5

6

Tanaman 1

2

5

6

6

8

Tanaman 2

2

4

6

8

10

Tanaman 3

2

4

8

16

18

Tanaman 4

2

8

16

28

28

Tanaman 5

2

5

8

10

14

Rata-rata

2

5,2

8,8

13,6

15,6

 

b)     Pembahasan

Buatlah grafik pengamatan dengan sumbu X sebagai interval waktu pengamatan dan sumbu Y sebagai parameter yang diamati (seperti: tinggi tanaman dan jumlah daun).


H. Kesimpulan

Rekap Tinggi Tanaman:

Tanaman 1 mencapai 4, 6, 6, 9, 12 cm selama 6 minggu

Tanaman 2 mencapai 6, 6, 8, 10, 12 cm selama 6 minggu

Tanaman 3 mencapai 5, 7, 9, 13, 18 cm selama 6 minggu

Tanaman 4 mencapai 4, 8, 10, 13, 18 cm selama 6 minggu

Tanaman 5 mencapai 3, 6, 9, 10, 12 cm selama 6 minggu

 

Rekap Jumlah Daun :

Tanaman 1 mempunyai 2, 5, 6, 6, 8 helai daun selama 6 minggu

Tanaman 2 mempunyai 2, 4, 6, 8, 10 helai daun selama 6 minggu

Tanaman 3 mempunyai 2, 4, 8 16, 18 helai daun selama 6 minggu

Tanaman 4 mempunyai 2, 8, 16, 28, 28 helai daun selama 6 minggu

Tanaman 5 mempunyai 2, 5, 8, 10, 14 helai daun selama 6 minggu

 

            Dari hasil pengamatan bahwa pada tanaman 3 dan 4 sudah memiliki bunga yang cukup banyak untuk nantinya berbuah cabai. Berikut saya lampirkan gambar proses perkembangan tanaman selama 6 minggu.

 

Jumlah bunga pada tanaman 3 berjumlah 10

Jumlah bunga pada tanaman 4 berjumlah 19

Total bunga pada perkembangbiakan secara generatif cabai berjumlah 29 bunga.







Hendi Putra Hardiansyah
Bogor
11/07/2022 10.01 WIB