Seputar Biologi ---> Sistem Koordinasi (Rangkuman)
6 minute read
SISTEM KOORDINASI
1. Sistem Saraf
adalah sistem koordinasi (Pengaturan Tubuh) berupa penghantaran Implus saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan implus saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan.
a. Sel Saraf (Neuron)
Dendrit --> serabut saraf yang pendek, umumnya bercabang, berfungsi menerima implus dan
membawanya ke badan sel.
Badan Sel --> di dalamnya mengandung inti sel yang kaya akan RNA dan sitoplasma.
Akson --> serabut saraf yang panjang dan umumnya tidak bercabang.
Selubung Myelin --> selaput akson saraf tepi yang berasal dari sel schwan, berfungsi untuk
perlindungan dan sebagai isolator.
Sel Schwan --> sejenis neuroglia yang berfungsi menyususn selubing myelin akson saraf tepi.
Neurolema --> Bagian dari sel schwan yang berperan dalam membantu proses regenerasi akson yang
luka.
Sel Neuroglia --> sel jaringan ikat saraf.
b. Macam-Macam Sel Saraf
- Neuron sensori (aferen) menghantarkan implus saraf dari reseptor (indera) ke sistem saraf pusat.
- Neuron motorik (eferen) menghantarkan implus saraf dari sistem saraf pusat ke afektor (otot).
- Neuron konektor menghubungkan sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lainnya.
2. Otak Besar (Cerebrum)
- Parietalis menerima informasi dari reseptor-reseptor yang terdapat pada kulit.
- Frontalis kemampuan berpikir.
- Oksipitalis, pengolahan informasi visual atau penglihatan.
- Temporalis, berhubungan dengan organ pendengaran, pengecap, dan penciuman.
3. Otak Kecil (Cerebellum)
Cerebellum mengorganisasikan gerakan otot, keseimbangan kerja otot, dan rangka setelah mengatur sikap dan posisi tubuh.
4. Saraf Kranial
Saraf Kranial terdiri dari 12 pasang yaitu :
- Olfaktorius berfungsi menerima rangsang dari hidung dan menghantarkannya ke otak untuk di proses
sebagai sensasi bau.
- Optikus (sensori) berfungsi menerima rangsang dari mata dan menghantarkannya ke otak untuk di
proses sebagai perepsi visual.
- Okulomotor (motorik) berfungsi menggerakan sebagian besar otot mata.
- Troklearis (motorik) berfungsi menggerakkan beberapa otot mata.
- Trigeminus (Gabungan) berfungsi menerima rangsangan dari wajah untuk diproses di otak sebagai
sentuhan (sensori) dan menggerakan rahang (motorik).
- Abdusen (motorik) berfungsi Abduksi mata.
5. Sistem Hormon Hipofisis Posterior
A. Menghasilkan : Anti Diuretik Hormon (ADH)
- Meningkatkan permeabilitas tubulus pada ginjal.
- Penyempitan pembuluh darah sehingga terjadi kenaikan.
- Penyebab pengurangan keringat.
B. Oxytosin
- Keluar ketika puting payudara dan ceruix terangsang.
- Menyebabkan otot polos rahim berkontraksi untuk mendorong fetus.
- Penyebab pengurangan keringat.
C. Hiposis Anterior
- STH (SomatoTrophic Hormone) atau Growth Hormone (GH) mengendalikan pertumbuhan badan.
- ACTH (Adeno Corticotrophic Hormon) merangsang produksi dan sekresi hormon dari kelenjar
Adrenal Cortex yaitu Aldosteron.
- MSH (Mlenosyt Stimulan Hormon) merangsang produksi untuk memproduksi melanin (pigmen
wanita).
- Prolaktin merangsang sekresi air susu ibu pada kelenjar payudara.
D. Kelenjar Paratroyid
Menghasilkan PTH (Parathormon) untuk merangsang pengeluaran kalsium dan dalam tulang
mempertahamkan ion kalsium (a2+ dan ion fosfat Po4 3+ di dalam darah).
E. Kelenjar Pankreas
- Insulin menyebabkan semua sel tubuh menggunakan glukosa dalam proses metabolismenya.
Berperan dalam pengubahan gula darah (glukosa) menjadi gula otot (glikogen) untuk disimpan di
hati, sehingga mengurangi kadar gula dalam darah.
- Glikogen menaikkan kadar gula dalam darah dengan merangsang pengubahan glikogen menjadi
gula.
6. Alat Indera
A. Mata
- Sklera : lapisan paling luar, berwarna putih berfungsi sebagai pelindung bola mata, bagian
depannya transparan dan disebut kornea.
- Kornea dilapisi oleh selaput tipis yang disebut konjugtiva fungsi kornea adalah untuk
memfokuskan bayangan objek pada retina.
- Koroid : lapisan tengah, terdiri atas jaringan ikat yang banyak mengandung pembuluh darah dan
pigmen, koroid berfungsi untuk menyuplai makanan bagi retina dan melindungi refleksi cahaya
dalam mata.
- Lensa : bentuknya bikonkaf. Berfungsi memfokuskan cahaya yang terpantul dari benda-benda
yang terlihat menjadi bayangan yang jelas pada retina.
- Aqueous humor : cairan yang terletak antara lensa mata dan kornea yang berfungsi untuk menjaga
bentuk kantung depan bola mata.
- Vitreous humor : cairan kental yang berisi rongga mata yang berfungsi untuk menyokong lensa
dan menjaga bentuk bola mata.
Urutan penglihatan :
Cahaya - kornea - aqueous humor - pupil - lensa mata - vitreous humor - retina.
B. Hidung
Reseptor pada hidung terdapat di lapisan mukosa rongga hidung, yaitu berupa sel-sel Olfaktori.
Implus saraf berupa bau yang diterima oleh sel Olfaktori akan diteruskan ke otak melalui saraf kranial.
C. Telinga
Telinga luar : daun telinga (pinna) dan saluran telinga yang dindingnya dapat menghasilkan minyak
serumen.
Telinga Tengah :
- Selaput pendengaran/ gendang telinga (membran tympani)
- Tulang-tulang pendengaran :
> Tulang martil (maleus)
> Tulang landasan (inklus)
> Tulang sanggur (stapes)
Telinga dalam : terdiri atas rumah siput (koklea) yang didalamnya terdapat alat pendengaran disebut
organ korti.
Saluran Eustachius : Saluran yang menghubungkan antara faring dan telinga tengah, yang bertujuan
untuk menyamakan tekanan udara.
Alat keseimbangan :
- Saluran setengah lingkaran (canalis semiscularis) : Menjaga keseimbangan dinamis /
keseimbangan pada saat bergerak.
- Ampula (di dalamnya terdapat saculus dan utriculus) : Menjaga keseimbangan statis /
keseimbangan pada saat diam.
Proses pendengaran :
Getaran suara - saluran pendengaran - membran tympani - maleus - inkus - stapes - tingkap
jorong - cairan pada koklea bergetar - organ korti - otak besar (temporalis) - persepsi suara.
Kelainan pada telinga :
- Tuli konduksi : disebabkan kelainan/kerusakan pada bagian telinga.
- Tuli + saraf : disebabkan karena kerusakan saraf auditoria atau saraf pendengaran.
Hendi Putra Hardiansyah
09/02/2021 08:08 WIB