Seputar Biologi ---> Sistem Gerak (Rangkuman)
14 minute read
SISTEM GERAK
A. Tulang
Tulang disebut alat gerak pasif karena digerakan oleh otot. Akan tetapi, tulang tetap mempunyai peranan penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang .
1. Jenis Tulang
a. Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan bersifat bingkas dan lentur serta terdiri atas sel-sel rawan yang dapat
menghasilkan maktriks berupa kondrin. Pada anak-anak, jaringan tulang rawan banyak
mengandung sel. Pada orang dewasa, jaringan tulang rawan banyak mengandung maktriks. Pada
orang dewasa, tulang rawan hanya terdapat pada beberapa tempat, misalnya cuping hidung,
cuping telinga, antara tulang rusuk dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antar ruas belakang, dan
pada cakra epifisis. Tulang rawan pada orang dewasa dibentuk oleh selaput tulang rawan
(kondroblas). Letak tulang rawan pada tubuh manusia dapat dilihat pada gambar dibawah. 👇
Tulang rawan ada tiga tipe, yaitu tulang rawan Hilain, Elestis, dan serat.
b. Tulang (Osteon)
Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas
bagian-bagian sebagai berikut.
1. Osteoblas, merupakan sel tulang muda yang akan membentuk osteosit.
2. Osteosit, merupakan sel-sel tulang dewasa.
3. OsteoProgerator, merupakan sel khusus, yaitu Derivat Mesenkin yang memiliki potensi mitosis
yang mampu berdiferenisasi menjadi Osteoblas. OsteoProgenerator terdapat di bagian luar
membran (Periosteum).
4. Osteoklas, merupakan sel yang berkembang dari monosit dan terdapat disekitar permukaan tulang.
Fungsi osteoklas untuk perkembangan, pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan tulang.
Pembentukan Tulang
Proses pembentukan tulang disebut Osifikasi. Pembentukan tulang terjadi segera setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Kartilago dihasilkan dari sel-sel Mesenkin. Setelah kartilago terbentuk, bagian dalamnya akan berongga dan terisi Osteoblas. Osteoblas juga menempati seluruh jaringan dan membentuk sel-sel tulang.
Sel-sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam ke luar. atau proses pembentukannya konsentris. Tiap satuan sel tulangnya mengelilingi suatu pembuluh darah dan saraf membentuk suatu sistem yang disebut sistem Havers.
Disekeliling sel-sel tulang terbentuk senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang. Didalam senyawa protein ini terdapat kapur dan fosfor sehingga matriks tulang akan mengeras.
2. Bentuk Tulang
a. Tulang Pipa (Tulang Panjang)
Tulang pipa berbentuk tabung dan pada umumnya berongga. Di ujung tulang pipa terjadi
perluasan yang berfungsi untuk berhubungan dengan tulang licin.
b. Tulang Pipih
Tersusun atas dua lempengan tulang kompak dan tulang spons, didalam nya terdapat sumsum
tulang. Kebanyakan tulang pipih menyusun dinding rongga, sehingga tulang pipih ini sering
berfungsi sebagai pelindung atau untuk memperkuat, contohnya adalah tulang rusuk, belikat, dan
tulang tengkorak.
c. Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk kubus dan terdapat pada pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
d. Tulang Tak Berbentuk
Memiliki bentuk yang tak tertentu. Tulang ini terdapat di wajah, tulang belakang, dan pinggul.
3. Fungsi Tulang
a. Memberi bentuk tubuh.
b. Melindungi alat tubuh vital.
c. Menahan dan menegakkan tubuh.
d. Tempat perlekatan otot.
e. Tempat menyimpan mineral terutama kalsium dan fosfor.
f. Tempat pembentukan sel darah.
g. Tempat menyimpan energi, yaitu berupa lemak yang tersimpan di sumsum kuning tulang.
4. Hubungan Antar tulang
a. Sinartrosis
adalah hubungan antar tulang yang tidak memiliki celah sendi. Hubungan antar tulang ini
dihubungkan dengan erat oleh jaringan ikat yang kemudian menulang sehingga sama sekali tidak
bisa digerakkan.
Ada 2 tipe utama sinartrosis, yaitu sulture dan sinkondrosis. Sulture adalah hubungan antar tulang
yang dihubungkan dengan jaringan ikat serabut padat, contohnya hubungan tulang yang menyusun
tengkorak. Sinkondris adalah hubungan antar tulang yang dihubungkan oleh kartilago Hialin.
Contohnya, hubungan antara Epifisis dan Diafisis pada tulang dewasa.
b. Amfiartrosis
adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan untuk sedikit gerakan.
Amfiartrosis dibagi menjadi dua, yaitu simfisis dan sindesmosis. Pada simfisis, sendi di hubungkan
oleh kartilago serabut yang pipih. Contohnya pada sendi antar tulang belakang dan tulang kemaluan.
Pada sindesmosis, sendi di hubungkan oleh jaringan ikat serabut dan ligamen. Contohnya, sendi
antar tulang betis dan tulang kering.
c. Diartrosis
adalah hubungan antar tulang yang kedua ujungnya tidak dihubungkan oleh jaringan sehingga
tulang dapat di gerakan disebut juga hubungan sinovial yang di cirikan oleh keleluasaannya dalam
bergerak dan fleksibel. Sendi ada yang dapat bergerak ke satu arah dan ada pula yang bergerak ke
berbagai daerah.
Ciri-ciri Diartrosis adalah sebagai berikut :
1. Permukaan sendi dibalut oleh selaput atau kapsul jaringan ikat fibrous (menyerabut).
2. Bagian dalam kapsul dibatasi oleh membran jaringan ikat yang disebut membran sinovial yang
menghasilkan cairan sinovial untuk mengurangi gesekan.
3. Kapsul fibrousnya ada yang diperkuat oleh ligamen dan ada yang tidak.
4. Di dalam kapsul biasanya terdapat bantalan kartilago serabut.
B. Sitem Rangka
Tulang-tulang dalam tubuh membentuk sistem rangka. Kemudian, sistem rangka ini bersama-sama
menyusun kerangka tubuh seperti pada gambar. 👇
Secara garis besar, rangka tubuh manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan
rangka apendikuler (anggota tubuh).
a. Rangka Aksial
Terdiri atas tulang tengkorak, tulang belakang (Vertebrata), Hioid, tulang dada, dan tulang rusuk.
Tulang-Tulang Rangka Aksial |
||
Divisi Tulang |
Nama Tulang Penyusun |
Jumlah |
A. Tengkorak |
|
|
Kranium (Tempurung kepala) |
Frontal (Tulang dahi) |
1 |
|
Ubun-ubun |
2 |
|
Pelipis |
2 |
|
Ospital |
1 |
|
Sfenoid (Tulang baji) |
1 |
|
Ethmoid |
1 |
|
|
|
B. Hiodid |
Hiodid |
1 |
|
|
|
C. Tulang Belakang (Vertebrate) |
Serviks (Leher) |
7 |
|
Toraks (Punggung) |
12 |
|
Lumbar (Pinggung) |
5 |
|
Sakrum (Kelangkang) |
1 |
1. Tengkorak
Berfungsi melindungi otak. Hubungan tulang yang terdapat pada tempurung kepala bersifat
suture, yaitu tidak dapat digerakan.
2. Hiodid
Merupakan tulang yang berbentuk U, terdapat di antara laring dan mendibula. Hiodid
berfungsi sebagai tempat pelekatan beberapa otot mulut dan lidah.
3. Tulang Belakang
Tulang belakang membentuk lengkungan yang berfungsi untuk menyangga berat tubuh.
Hubungan antar tulang yang menyusun tulang belakang disebut simfisis. Simfisis
memungkinkan manusia melakukan berbagai macam posisi dan gerakan, misalnya berdiri,
duduk, atau berlari.
4. Tulang Dada dan Rusuk
Tulang dada dan rusuk bersama-sama membentuk perisai pelindung bagi organ-organ
penting yang terdapat di dada, yaitu paru-paru dan jantung. Tulang rusuk juga berhubungan
dengan tulang belakang.
b. Rangka Apendikular
adalah rangka tambahan yang berfungsi sebagai penggerak tubuh, ini yang menyusun alat gerak
seperti tangan dan kaki. Rangka ini meliputi anggota gerak atas (tungkai depan/extremitas
superior), anggota gerak bawah (tungkai bawah/extremitas Inferior), gelang bahu dan gelang
panggul.
1. Anggota Gerak Atas (Extremitas Suoerior)
- Humerus atau tulang lengan atas, meliputi kelompok tulang panjang/pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh tulang belikat.
- Radius dan ulna/pengumpil dan hasta, yang memungkinkan pergelangan tangan untuk
memutar.
- Karpal atau pergelangan tangan, terdiri dari 8 buah tulang yang saling dihubungkan oleh
ligamen.
- Metakarpal atau telapak tangan, yang tersusun atas lima buah jari. Di bagian atas
berhubungan dengan tulang-tulang jari (phalanges).
- Phalanges (tulang jari-jari), yang tersusun atas 14. Setiap jari tersusun dari tiga tulang,
kecuali ibu jari yang hanya punya 2 tulang.
2. Anggota Gerak Bawah (Extremitas Inferior)
- Femur atau tulang paha, yang meliputi kelompok tulang panjang dan bisa ditemukan dari
gelang panggul sampai ke lutut.
- Tibia dan Fibula/ tulang kering dan tulang betis, Ukuran tulang kering lebih besar
dibandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan beban atau berat tubuh. Tulang
betis merupakan tempat melekatnya beberapa otot.
- Patela atau tempurung lutut, yang terletak antara femur dengan tibia, dan berfungsi untuk
melindungi sendi lutut dan memberikan kekuatan pada tendon yang membentuk lutut.
- Tarsal atau tulang pergelangan kaki, yang meliputi tulang pendek, dan tersusun atas 8 tulang
dengan salah satunya adalah tulang tumit.
- Metatarsal atau tulang telapak kaki, yang tersusun atas 5 tulang secara mendatar.
- Phalanges atau tulang jari-jari kaki. Tiap jari tersusun atas 3 tulang, kecuali ibu jari yang
tersusun atas 14 tulang.
3. Gelang Bahu
- Tulang selangka (klavikula)
- Tulang belikat (skapula)
4. Gelang Panggul
- Tulang usus (os illium), terdiri dari dua buah yakni dan kanan. Fungsinya adalah menyokong
berat badan dan postur tubuh, sebagai titik jangkat otot, tendon, dan ligamen, dan
melindungi organ-organ bagian dalam.
- Tulang pinggul (os pelvis), merupakan sebuah rongga yang dibentuk oleh sambungan
antara tulang-tulang panggul. Fungsinya adalah menyangga berat tubuh bagian atas
ketika sedak duduk, berdiri, dan beraktivitas. Sementara pada wanita, bertugas
mengandung ketika hamil dan melindungi viscera pelvis dan abdominopelvic viscera
(bagian inferior saluran kemih, organ reproduksi internal).
- Tulang duduk (os ichium), berbentuk setengah lingkaran dan menghadap ke atas.
Fungsinya adalah membantu memberikan dukungan untuk tulang punggung bagian
bawah dan membantu kaki bagian atas.
- Tulang kemaluan (os pubis), memiliki dua cabang, satu menuju ke samping atas dan satu
lagi menuju ke samping bawah. Fungsinya adalah melindungi alat/organ reproduksi.
C. Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang melakukan kegiatan. Relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
1. Jenis-Jenis Otot
a. Otot Lurik
Disebut juga otot rangka atau otot seran lintang. Otot ini bekerja di bawah kesadaran. Otot
lurik dapat berkontraksi dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali-kali. Otot
lurik memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh selaput Fasia Superfasialis.
b. Otot Polos
Disebut juga otot tak sadar atau alat dalam. Otot polos tersusun dari sel-sel yang berbentuk
kumparan halus. Tiap sel memiliki satu inti yang terletak ditengah.
Otot Polos terdapat di alat-alat dalam tubuh, misalnya pada :
1. Dinding saluran pencernaan.
2. Saluran-saluran pernafasan.
3. Pembuluh darah.
4. Saluran kencing dan kelamin.
c. Otot Jantung
Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik, hanya saja serabut-
serabutnya bercabang-cabang dan di persarafi oleh saraf otonom. Tempat percabangan otot
tersebut disebut Sinsitium. Dengan demikian, otot jantung seperti otot lurik yang bekerja
tidak menurut kehendak.
2. Sifat Kerja Otot
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya, otot berkontraksi bukan karena
satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian rangsangan yang berurutan. Rangsangan
kedua memperkuat rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memperkuat rangsangan yang
kedua.
3. Mekanisme Gerak Otot
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen
dan Huxly (1995) mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut model Sliding Fllaments.
Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aksomiosin mengerut (kontraksi).
Kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi, flamen aktin meluncur di antara miosin ke
dalam zona H (Zona H adalah bagian terang antara dua pita gelap). Dengan demikian serabut otot
memendek, yang tetap panjangnya ialah pita A (Pita gelap), sedangkan pita I (Pita terang) dan zona
H bertambah pendek waktu kontraksi.
4. Sumber Energi untuk Gerak Otot
ATP (Adenosin Trifosfat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari
oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang
memerlukan ATP.
Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam konsentrasi
tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai,
Fosfokreatin + ADP Kreatin/foskokinase > Kreatin + ATP
5. Kelainan Pada Otot
a. Atrofi --> merupakan suatu keadaan mengecilnya otot sehingga kehilangan kemampuan
berkontraksi.
b. Kelelahan Otot --> Terjadi karena terus-menerus melakukan aktivitas. Jika ini berlanjut, dapat
terjadi kram.
c. Tetanus --> adalah otot yang terus-menerus berkontraksi.
d. Miestenia Gravis --> adalah melemahnya otot secara berangsur-angsur sehingga menyebabkan
kelumpuhan bahkan kematian.
e. Kaku Leher (Stiff) --> adalah peradangan otot trapesius leher sehingga leher terasa kaku. Stiff
terjadi akibat kesalahan gerak.
D. Teknologi yang Berkaitan dengan Sistem Gerak
Dewasa ini telah berkembang teknologi untuk merehabilitasi berbagai kerusakan dan kelainan pada sistem gerak. Misalnya, perbaikan melalui ortopedi (peninggian badan), penyambungan tulang dan lain-lain. Untuk penyambungan tulang, implan (alat) berupa sekrup dan pelat dapat di pasangkan pada tulang yang mengalami retak atau patah.
Hendi Putra Hardiansyah
02/02/2021 12:25 WIB